Tuesday, July 28, 2009

Acar dan Asinan

Rimpang tanaman ini sudah umum dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Penggunaannya dalam dunia pengobatan pun sudah dilakukan sejak lama. Kini, negara-negara Barat juga melakukan penelitian terhadap tanaman ini untuk digunakan sebagai obat. Di Denmark, tanaman ini diteliti agar mendapatkan senyawa aktif yang bisa digunakan untuk mengatasi rematik, dan berhasil.

Namun, jahe sebenarnya lebih populer sebagai bahan makanan dan minuman. Di Jepang, rebung atau tunasnya dijadikan bahan sayur, acar, atau asinan. Hasil olahan itu sangat populer karena aroma dan cita rasanya yang khas. Terhadap tubuh, makanan dari rebung jahe membantu menyehatkan badan, memperlancar air seni, dan memperbaiki sistem pencernaan.

Di Indonesia, mungkin baru orang Manado yang memanfaatkan rebung jahe sebagai salah satu pendamping nasi untuk lalapan didampingi sambal pedas. Cara memakannya selalu diikuti dengan meminum saguer (semacam tuak). Terkadang rebung jahe terlebih dahulu dimasukkan ke dalam saguer, dan supaya awet ke dalamnya diberi sedikit garam. Lalapan ini, konon, akan membuat tenaga kita menjadi berlipat ganda.

Rimpang jahe juga bisa diolah jadi manisan. Caranya, jahe yang sudah dibersihkan dimasak dalam air gula selama 2-3 jam. Setelah itu dipindahkan ke suatu tempat dan dibiarkan selama beberapa hari. Jahe dimasak untuk kedua kalinya dalam larutan gula seperti ketika memasak pertama. Setelah ditiriskan dan didinginkan, manisan ini siap dinikmati.

Pada masa lampau, cara ini digunakan di Kanton, Cina, untuk keperluan ekspor. Di tempat lain tentu caranya berbeda, bahkan lebih rumit.

Hanya saja, dengan cara ini manisan jahe masih dirasakan terlalu pedas. Ada cara mengurangi kepedasannya seperti yang dilakukan di Jamaika, yaitu direndam dalam air mengalir selama 12 jam.

Cara lain, jahe yang telah dibersihkan, kemudian direngatkan (dikeprak), lalu direndam dalam air asin selama 24-48 jam. Setelah itu, direndam lagi dalam air beras selama satu malam. Berikutnya direndam lagi dalam air bersih selama 5-10 hari dan setiap 12 jam airnya diganti. Hasilnya, siap dijadikan bahan manisan.

kompas.com

jahe dapat mengobati rematik dan radang tenggorokan

Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe (Zingiber officinale) berasal dari Asia, yang tersebar dari India sampai Cina. Karena itu, kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai yang pertama kali memanfaatkan jahe, terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak, dan obat

Jahe telah dibudidayakan di negara-negara Australia, Sri Lanka, Cina, Mesir, Yunani, India, Indonesia, Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria, dan Pakistan. Jahe dari Jamaika mempunyai kualitas tertinggi. India merupakan negara produsen terbesar, yaitu lebih dari 50 persen dari total produksi jahe dunia.

Pengertian jahe di Indonesia adalah batang yang tumbuh dalam tanah yang disebut rimpang. Berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna rimpangnya, jahe dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu jahe putih besar disebut juga jahe badak, jahe putih kecil, dan jahe merah (jahe sunti).



Penghangat Badan
Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula, dan berbagai minuman. Jahe juga digunakan pada industri obat, minyak wangi, dan jamu tradisional. Bisa juga diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng, dan sirup. Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida alami.

Dalam perdagangan, jahe dijual dalam bentuk segar, kering, bubuk, dan awetan. Terdapat juga hasil olahan seperti minyak astiri dan koresin, diperoleh dengan cara penyulingan, yang berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, sosis, dan lain-lain.

Bila kita minum segelas wedang jahe, ronde, bandrek, atau esteemje alias susu-telur-madu-jahe, sudah pasti badan akan terasa hangat. Ini memang khasiat paling populer yang dimiliki jahe. Padahal, masih banyak khasiat jahe lainnya seperti untuk menyembuhkan batuk kering dan radang tenggorokan serta sebagai tonikum.

Selain itu, jahe juga bisa menambah nafsu makan karena merangsang selaput lendir perut besar dan usus. Bagi yang sering menderita mabuk darat atau laut, jahe bermanfaat mencegah mabuk. Bahkan ada pakar yang menyatakan, tanaman ini bermanfaat pada kasus iritasi ginjal. Sebagai obat luar, parutan jahe juga bisa dipakai sebagai kompres untuk mengobati rematik dan sakit kepala.

indobestseller.wordpress.com

Mengenal Tanaman Rempah Indonesia

Indonesia termasuk salah satu negara penghasil rempah-rempah terbesar di dunia. Karena rempah-rempah itu pula lah Indonesia pernah di jajah negara lain. Sebenarnya apa sih yang dimaksud rempah-rempah itu ?

Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa kuat yang digunakan dalam jumlah kecil di makanan sebagai pengawet atau penambah rasa dalam masakan. Rempah-rempah biasanya dibedakan dengan tanaman lain yang digunakan untuk tujuan yang mirip, seperti tanaman obat, sayuran beraroma, dan buah kering.

Rempah-rempah merupakan barang dagangan paling berharga pada zaman prakolonial. Banyak rempah-rempah dulunya digunakan dalam pengobatan, tetapi sekarang ini berkurang.

Rempah-rempah adalah salah satu alasan mengapa penjelajah Portugis Vasco Da Gama mencapai India dan Maluku. Rempah-rempah ini pula yang menyebabkan Belanda kemudian menyusul ke Maluku, sementara Spanyol di bawah pimpinan Columbus telah lebih dahulu mencari jalan ke Timur melalui jalan lain dan akhirnya malah mendarat di benua Amerika.

Tak kenal maka tak sayang, begitu kata pepatah. Barangkali saja banyak disekitar kita tanaman yang berguna namun karena tak mengenal kegunaannya maka menjadi sesuatu yang tak bermanfaat. Karenanya, sekarang mari kita mengenal beberapa tanaman rempah dan obat Indonesia.

  1. Cengkeh
  2. Pala
  3. Kayu manis
  4. Lada
  5. Adas
  6. Kapulaga
  7. Jinten
  8. e-smartschool.com

Kondisi Perdagangan Rempah-Rempah Indonesia Khususnya Cengkih Serta Hubunganya Dengan Kondisi Pelayaran Indonesia

Indonesia sebagai Negara Maritim dan Negara Kepulauan dan dengan segudang kekayaan alam khususnya kekayaan laut, hingga kini hidup dalam keanekaragaman diantara warga negaranya. Sejarah menyebutkan bahwa Indonesia pernah menjadi negara yang diperhitungkan dalam perdagangan antar negara karena letaknya yang strategis dan melimpahnya hasil bumi berupa rempah-rempah di Indonesia.

Sebut saja Maluku, pada abad ke-13 Maluku merupakan tempat yang penting dan memiliki pengaruh dalam perdagangan internasional (jalur sutra). Pulau- pulau utama di Maluku seperti Ternate, Tidore, Moti, Makian, Bacan dan Halmahera merupakan produsen bagi rempah-rempah di Indonesia khususnya cengkih dan pala yang sangat dibutuhkan oleh Negara-negara barat maupun timur seperti Cina, Arab, Persia dan Portugis. Banyaknya gangguan atau intervensi baik dari dalam maupun luar, adanya modernisasi telah menggeser kejayaan Indonesia sebagai negara penghasil rempah-rempah terbesar didunia khususnya cengkih.

Di Indonesia, cengkih sebagian besar digunakan oleh pabrik rokok (konsumen terbesar cengkih) sebagai bahan dasar pembuatan rokok kretek, disamping sebagai ramuan obat, pengawet atau penambah rasa dalam masakan. Produksi cengkih di Indonesia pada tahun 1990-2006 banyak mengalami penurunan baik lahan, hasil produksi, maupun produktivitas lahan cengkih itu sendiri. Kondisi itu diperparah dengan adanya data bahwa Indonesia kini mengimpor cengkih dari negara lain seperti Singapura dan China meskipun dalam jumlah kecil (data Departemen Pertanian dan Perindustrian). Ya, Indonesia sebagai negara penghasil cengkeh terbesar kini harus mengimpor cengkih, ironi sekali.

Dari permasalahan tersebut dapat dibuat kesimpulan mengenai penyebab Indonesia mengimpor cengkih antara penurunan stok cengkih nasional karena tanaman cengkeh di Indonesia tidak produktif atau rusak, karena faktor cuaca dan iklim, praktek ijon, harga cengkih yang berfluktuasi dan kurang menarik dimata petani membuat para petani enggan untuk merawat tanaman cengkihnya sehingga tanaman cengkih mereka rentan terhadap hama dan penyakit. Disamping penyebab tersebut, Arus perdagangan rempah-rempah khususnya cengkih juga sangat bergantung pada alat angkut kapal, lebih lagi untuk pasaran ekspor sangat menggantungkan kepada pelayaran. Sedangkan sarana dan prasarana pelayaran Indonesia masih sangat kurang dan ketinggalan jauh bila dilihat dari teknologi maupun SDM; kondisi ekonomi Indonesia yang tidak menentu, kenaikan BBM, kenaikan biaya pemeliharaan serta beberapa regulasi pemerintah yang memberatkan para pengusaha kapal membuat para perusahaan kapal tidak mampu membiayai operasional kapal yang terus melonjak.

Kondisi perdagangan cengkih dan pelayaran sangat berkaitan dan karenanya Indonesia seharusnya bangkit dan kembali mengembalikan kejayaan rempah-rempah khususnya cengkih dengan meningkatkan produktivitas cengkih dan lebih konsentrasi dalam mengembangkan tanamannya agar dapat meningkatkan produksi cengkih nasional dan akan mempengaruhi kekuatan tawa-menawar didunia sehingga dapat memperbaiki harga cengkih yang saat ini cenderung menurun. Pemerintah juga harus membantu untuk memfasilitasi kebutuhan para petani cengkih baik dalam hal produksi maupun dalam hal pemasarannya. Sebab tidak dapat dipungkiri bahwa pendapatan Negara yang terbesar salah satunya berasal dari cukai rokok dimana cengkih merupakan bahan baku utama selain tembakau dalam pembuatan rokok kretek. Selain itu hendaknya pemerintah memudahkan arus ekspor Indonesia keluar negeri khususnya ekspor cengkih agar lebih meningkatkan keunggulan kompetitif Indonesia di mata dunia. Peremajaan armada laut yaitu dengan penambahan armada laut yang digunakan sebagai alat angkut berbagai komoditi yang akan diekspor juga turut membantu mengembalikan kejayaan rempah-rempah khususnya cengkih.

fe.unibraw.ac.id